Penjualan Produk Baja Ringan di Tahun 2023, Apakah Berpengaruh Pada Sektor Properti?. Salah satu indikator yang membuat industri baja ringan tumbuh pada tahun ini adalah mulai membaiknya sektor properti. Pelaku industri properti berupaya mendorong pemulihan ekonomi secara nasional di tahun 2023.

Pertama kali masuk ke Indonesia, sekitar tahun 2005, baja ringan dikenalkan sebagai barang yang menggantikan peran kayu dalam kegiatan konstruksi bangunan.

Namun sekarang, di setiap pekerjaan konstruksi, baja ringan adalah salah satu material yang paling banyak dicari. Mereka sudah mulai menyadari bahwa baja ringan bukan sekadar pengganti, tapi punya segudang kelebihannya sendiri.

Penjualan Produk Baja Ringan di Tahun 2023, Apakah Berpengaruh Pada Sektor Properti?

Rekomendasi Model Kanopi Baja Ringan, Model Kanopi Baja Ringan, Kanopi Baja Ringan, kanopi, baja ringan, Kanopi Baja Ringan Galvalum, Kanopi Baja Ringan dengan Kaca, Kanopi Baja Ringan Minimalis Satu Tiang, Kanopi Baja Ringan Alderon, Kanopi Baja Ringan Zincalume, Kanopi Baja Ringan Sederhana, Kanopi Lengkung, Kanopi Baja Ringan Tanpa Tiang, Kanopi Baja Ringan dengan Atap Transparan, Kanopi dengan Tiang Bentuk Huruf V

Secara singkat, beberapa keuntungan yang membuat baja ringan laris manis adalah baja ringan lebih mudah didapatkan.

Tidak seperti kayu yang jalur distribusinya panjang, baja ringan bergerak dari pabrik ke Anda sebagai distributor dan pelanggan. Ini membuat harganya jauh lebih murah tapi tetap berkualitas mutunya.

Berdasarkan fenomena tersebut industri baja ringan turut terdongkrat karena iklim ekonomi yang kondusif dengan bisnis properti mulai bergerak tumbuh. Pasalnya, hampir sebagai besar pembangun kontruksi atap rumah banyak menggunakan baja ringan. Peggunaan baja ringan dinilai lebih lebih tahan lama dan lebih efisien dibandingkan menggunakan konstruksi atap kayu.

Baca Juga :  Daftar Harga Baja Ringan Agustus 2023, Berbagai Jenis, Merk, dan Ukuran

Rangka atap baja ringan saat ini tengah menjadi tren baru di dalam teknik bangunan rumah dan gedung. Hal tersebut tak lain karena penemuan terbaru di bidang pembangunan rumah ini memiliki bahan yang disebut-sebut dapat mengalahkan keunggulan atap kayu dan atap baja konvensional.

Pemerintah terus menggenjot pemanfaatan Produk Dalam Negeri (PDN) melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini sesuai dengan beberapa kali arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang belanja impor terhadap produk yang sudah bisa diproduksi di Tanah Air. Upaya ini mendapat apresiasi dari para pelaku industri dan UMKM di Tanah Air, termasuk dari sektor konstruksi, khususnya di industri baja ringan.

Dikutip dari bisnis.com, Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) mencatat kenaikan penjualan produk baja ringan dengan rata-rata kenaikan di bawah 20 persen sepanjang semester I/2023.

Baca Juga :  Coil Galvalum - Bahan Baku Produksi Baja Ringan

Ketua Umum ARFI Nicolas Kesuma mengatakan kondisi manufaktur bidang roll forming saat ini berjalan cukup stabil, masih dalam optimisme meraih peningkatan utilitas.

Menurut Nicolas, Rata-rata penjualan produk baja ringan dalam negeri di semester I/2023 terhadap semester I/2022 ada peningkatan, tetapi masih di bawah target yang dituju.

Jika dibadingkan dengan tahun lalu, rata-rata permintaan baja ringan semester I/2023 tak mengalami pertumbuhan signifikan.

Padahal, sebagai salah satu bahan baku material yang menopang struktur pembangunan properti, material ini dapat tumbuh positif seiring dengan pertumbuhan sektor properti yang diproyeksi semakin melaju.

Apalagi, produk baja ringan merupakan fondasi rangka atap bangunan, di mana peranannya penting dalam produksi properti.

Dari sektor properti, produk roll forming yang banyak terserap di antaranya yaitu Canal C-profil yang dipakai untuk rangka atap kuda-kuda baja ringan, atap dan dinding metal lapis zinc/alumunium, floordek.

Di sisi lain, dalam catatan, Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan konsumsi baja nasional akan mengalami pertumbuhan hingga 6 persen menjadi 17,3 juta ton pada 2023.

Baca Juga :  Tren Permintaan Pasar Baja Ringan Maret-April 2021

Pada tahun 2022 lalu, IISIA memproyeksikan konsumsi baja nasional sebesar 16,3 juta ton. Berangkat dari data tersebut, konsumsi baja pada 2023 akan mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian pulih.

Adapun, faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan konsumsi baja di antaranya yaitu berlanjutnya proyek-proyek strategis nasional (PSN) dan swasta khususnya di sektor infrastruktur dan energi.

Lebih lanjut,pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), proyek kendaraan listrik serta adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia mengenai program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap baja impor, juga berdampak pada naiknya konsumsi baja dalam negeri.

Penjualan Produk Baja Ringan di Tahun 2023, Apakah Berpengaruh Pada Sektor Properti?

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com