Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!. Bagi anda yang masih bingung menentukan rangka atap memakai baja ringan atau kayu untuk pembangunan rumahnya, berikut penjelasan perbandingan keduanya.

Material kayu untuk membangun atap rumah paling banyak digunakan. Namun, setelah ada rangka atap baja ringan, material atap rumah mulai banyak beralih menggunakan baja ringan. Sedikitnya ada empat aspek perbandingan rangka atap baja ringan dengan kayu yang dapat dijadikan pertimbangan.

Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!

Pertam, aspek harga beli termasuk ongkos pasangnya. Jika dibandingkan berdasarkan kelas penggunaannya, antara rangka atap kayu kelas satu dan baja ringan kelas satu, harganya lebih mahal rangka atap kayu. Kayu lebih mahal harga pembelian dan upah pemasangannya.

Dalam perbandingannya, antara penggunaan rangka atap baja ringan kelas satu dengan kayu kelas dua saja. Hasilnya, pekerjaan rangka atap baja ringan dengan spesifikasi kanal C 7,5 cm tebal 0,75 mm selisihnya berkisar Rp 50 ribu per meter persegi.

Aspek kedua, aspek kualitas material yang berkaitan dengan umur pakai. Untuk material kayu, perlakukan yang sama berdasarkan kelasnya akan menghasilkan umur pakai yang berbeda.

Kayu kelas dua dan kelas satu, jika dilindungi dari masuknya air keawetannya bisa mencapai 15-20 tahun, sedangkan kayu kelas tiga bisa awet sampai 10 tahun.

Baca Juga :  Harga Coil Galvalume per Ton Juni 2023

Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!

Apalagi jika kayu tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan, keawetan kayu kelas satu dan dua bisa tak terbatas.

Dan kayu kelas satu itu tidak akan terserang rayap, untuk kelas dua jarang terserang rayap, sedangkan kayu kelas tiga relatif cepat terserang rayap.

Sedangkan untuk kualitas umur pakai rangka atap baja ringan, dapat diketahui dari spesifikasinya. Kelemahan utama baja ringan adalah karat, karena itu memerlukan spesifikasi tertentu agar tahan lama.

Karenanya disarankan memilih material baja ringan yang bergaransi karat minimal 25 tahun, sehingga tingkat keawetannya bisa mencapai 50 tahun.

Jadi dari aspek perbandingan kualitas dan umur pakai, kesimpulannya, untuk kayu tergantung kelas kayu dan perlakuannya. Dan untuk baja ringan sangat tergantung kepada tersertifikasi atau tidak spesifikasi baja ringannya.

Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!

Namun, faktanya sering ditemukan rangka atap kayu yang sebagian masih bagus dan sebagian sudah rapuh, hal itu terjadi karena menggunakan kayu secara acak, atau kualitasnya tidak sama.

Baca Juga :  Keunggulan Kanopi Baja Ringan

Saat ini untuk mendapatkan kayu sesuai kualitas yang diinginkan memang sulit. Untuk penggunaan kualitas kayu yang acak, maka sebaiknya 5 tahun sudah harus dicek.

Sedangkan, jika menggunakan spesifikasi baja ringan yang tidak tersertifikasi, maka setelah usia 10 tahun harus dicek, sudah berkarat atau belum, jika sudah berkarat, maka sebaiknya segera diganti.

Aspek ketiga, aspek pemeliharaannya. Aspek ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan spesifikasi penutup atap atau genting.

Umumnya, penggunaan rangka atap baja ringan sering paket dengan genting metal, sedangkan rangka atap kayu masih jarang yang menggunakan genting metal.

Apabila keduanya sama-sama menggunakan genting metal, rangka atap baja ringan nyaris tidak perlu perawatan, sedangkan pada rangka kayu sering lebih cepat keropos pada material rengnya.

Tapi, apabila sama-sama menggunakan genting selain genting metal, jika kualitas gentingnya tidak bagus, kemungkinan masih terjadi rembes air, selain rembes juga bisa merosot atau bocor.

Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!

Sedangkan kekurangan rangka atap baja ringan, apabila satu berkarat kemungkinan besar seluruhnya berkarat, sehingga itu bukan lagi perawatan, tetapi ganti total.

Aspek terakhir, aspek dampak lingkungan hidup. Pertama, dapat dilihat dari aspek kesehatan. Rangka atap menggunakan kayu, tidak berdampak untuk kesehatan.

Baca Juga :  Coil Galvalume Halmahera Selatan

Sedangkan untuk rangka atap baja ringan, dapat dilihat dari bahan dasar dan standar atau persyaratan kandungannya berdasarkan SNI.

Carbon Steel adalah bahan dasar pembuatan baja ringan. Carbon Steel adalah baja yang terdiri dari elemen-elemen yang persentase maksimum selain bajanya sendiri itu terdiri dari unsur, carbon (1,70 persen), manganese (1,65 persen), silicon (0,60 persen) dan coppe (0,60 persen).

Lebih lanjut yang harus dipertimbangkan, penggunaan kayu saat ini sudah tidak seimbang dengan produksi kayu, hal itu jelas akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup.

Dampak yang kedua yakni aspek limbah. Limbah rangka atap dari kayu mungkin hanya menjadi kayu bakar, sedangkan limbah baja ringan bisa didaur ulang.

Karena itu jika dilihat dari aspek lingkungan dari aspek limbah, kondisi saat ini masih lebih baik menggunakan baja ringan.

Tips Memilih Atap Rumah Antara Kayu atau Baja Ringan, Berikut Ulasannya!